Kisah Kesenjangan Sosial dari Kondisi Banjir Korea Selatan

Kisah Kesenjangan Sosial dari Kondisi Banjir Korea Selatan Salah satu korban banjir yaitu ha in sik yang merupakan seoran pria asal korea selatan berumur 50 tahun bersama istri dan juga putrinya tengah menyerok dari apartemennya. Dimana letak apartemennya sendiri berada di kawasan perumahan yang berpenghasilan rendah sillim. Dirinya menempati apartemen tersebut di lantai bawah bersama istri dan juga putrinya.

Akibat hujan deras tersebut, mau tak mau ha in sik dan keluarganya harus tinggal untuk tidur di dekat taman. Ha in sik mengumpulkan perabotan rumah tangga, buku, dan juga peralatan makan. Setelah itu dirinya meletakkan semua peralatan tersebut di luar dan melihat apa saja yang bisa dia selamatkan.

Dalam penggambaran sebuah film korea selatan yang memenangi piala oscar tahun 2020 tersebut kisah tersebut mempunyai kesamaan dengan flast semibasement yang terendam di dalam air limbah. Film yanga berjudul parasite tersebut mempunyai kisah kesenjangan sosial yang mirip dengan perisitwa yang dialami oleh ha in sik beserta warga korea yang lain yang terdampak banjir.

Banjir yang dialami oleh warga korea selatan tersebut menyebabkan kerugian moneter dan juga ketidaknyamanan di bagian ibu kota yang jauh lebih kaya. Sebut saja wilayah gangnam yang begitu mewah yang mana hanya beberapa kilometer saja jaraknya dari wilayah banjir tersebut.

Lain halnya tempat terdampak seperti di daerah sillim, banjir turut memusnahkan harapan kecil bagi mereka yang terus berpegang teguh demi menyambung hidup. Hal sama ini dirasakan juga oleh ha in sik dan warga lainnya yang menggantungkan hidupnya pada wilayah tersebut.

Straits times sendiri melaporkan bahwa ha in sik tidak mempunyai uang dan juga apapun. Mengingat dirinya beserta keluarga memang hanya datang ke wilayah tersebut untuk tinggal saja. Hal ini tidak lain karena lokasi tersebut memang hanya satu-satunya pilihan bagi ha in sik dan juga keluarganya sendiri.

Mengingat dampak air hujan yang begitu deras tersebut ha in sik menjadi semakin berputus asa sampai sekarang. Mengingat semua yang telah dikumpulkannnya sampai saat ini hilang begitu saja. Bahkan belum ada bala bantuan yang datang untuk dirinya. Di sisi lain, laporan straits times menyatakan bahwa setidaknya dalam bencana alam tersebut 16 orang telah dipastikan tewas atau hilang.

Sedangkan lebih dari 2.500 rumah dan juga bangunan telah terendam oleh banjir akibat hujan lebat yang melanda wilayah seoul, korea selatan tersebut. Penduduk lain yang berada di wilayah sillim sendiri juga ikut merasakan hal yang sama mirip ha in sik. Dimana mereka ikut menyisir sisa air atau menyerok air menggunakan mangkok besar untuk mencari benda apa saja yang masih dapat digunakan nantinya.

Di lingkungan tersebut, tiga anggota yang menempati lokasi tadi termasuk salah satu wanita yang mempunyai cacat perkembangan dikabarkan telah tenggelam. Hal ini tidak lain karena mereka telah berada di tempat yang jauh lebih rendah. Mengetahui hal tersebut presiden yoon suk yeol akhirnya mengunjungi wilayah sillim sehari pasca banjir yang terjadi.

Dimana presiden yoon suk yeol meminta maaf atas semua tragedi yang tengah menimpa para korban dan juga keluarga. Setelah itu presiden yoon suk yeol akhirnya menyerukan upaya untuk meningkatkan keamanan yang ada di daerah perumahan. Dirinya meminta keamanan lebih lanjut terutama bagi orang yang sudah lanjut usia, cacat, dan juga miskin. Seperti kasus yang dialami ha in sik yang rumahnya paling rentan terhadap banjir.

Akibar hujan deras yang melanda wilayah utara negara korea selatan tersebut akhirnya aliran listrik menjadi terputus. Bahkan hal tersebut juga menyebabkan jalan maupun kereta bawah tanah menjadi tergenang aliran banjir. Selain itu tidak sedikit tanah yang menjadi longsor akibat hujan deras yang melanda wilayah utara negara tersebut.

Berdasarkan laporan, 570 orang dikabrkan telah kehilangan rumah. Sedangkan enam orang dikabarkan masih hilang hingga korban yang lainnya sejumlah 1400 orang masih dievakuasi. Dimana sebagian besar evakuasinya sendiri di lakukan di wilayah seoul yang merupakan markas besar pusat penanggulangan bencana dan juga keselamatan.

Upaya pemulihan sendiri mulai dilakukan ketika awan hujan telah bergerak ke arah selatan. Di sisi lain sebagian besar jalan sudah dibersihkan dan juga lalu lintas wilayahnya sendiri telah kembali normal. Setidaknya butuh waktu selama 10 hari untuk mengembalikan apartemen ha in sik ke tempat dia akan pindah kembali.

Bahkan ha in sik sendiri ternyata juga telah menolak satu-satunya bantuan yang ditawarkan oleh pihak pemerintah. Dimana ha in sik diberikan sebuah tawaran berupa tempat penampungan sementara yang ada di wilayah gimnasiumm. Di samping itu upaya pemulihan pasca banjir tersebut kemungkinan besar bisa jauh lebih lambat dari biasanya.

Hal tersebut diungkapkan oleh salah seorang pejabat yang berada di kantor distrik gwanak. Dimana hal tersebut terjadi karena konsentrasi apartemennya sendiri begitu kecil dan juga letak rumahnya berjajar di jalan-jalan sempit. Maka dari itu tidak heran jika proses pemulihannya sendiri akan jauh lebih lama jika dibandingkan dengan kota besar lainnya seperti gangnam.

Mengingat kota besar tersebut memang mempunyai jalan raya yang jauh lebih lebar. Selain itu juga mempunyai gedung perkantoran sehingga kemungkinan besar proses pemulihan pasca banjir jauh lebih singkat jika dibandingkan wilayah sillim tadi. Pejabat wilayah gwanak tersebut juga telah menggerakkan upaya habis-habisan untuk membantu para korban dimana melibatkan sejumlah tentara yang tadinya hanya berjumlah 210 saja menjadi 500 personil.